BAB I
Pendahuluan
Logika disebut juga “the calculus of computer science”
karena logika memegang peranan yang sangat penting di bidang ilmu
komputer. Peran kalkulus (matematika) sama pentingnya untuk ilmu-ilmu
bidang sains, misalnya ilmu fisika, ilmu elektronika, ilmu kimia, dan
sebagainya. Oleh karena itu, biasanya pelajar, mahasiswa, guru, dan
dosen setuju bahwa logika memainkan peranan penting dalam berbagai
bidang keilmuan, bahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Logika, komputasi numerik, dan matematika diskrit memiliki peran
penting dalam ilmu komputer karena semuanya berperan dalam
pemrograman. Logika merupakan dasar-dasar matemtis suatu perangkat
lunak, digunakan untuk memformalkan semantik bahasa pemrograman dan
spesifikasi program, serta menguji ketepatan suatu program. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya logika matematika karena banyak ilmu,
khususnya dalam bidang ilmu komputer, yang memerlukan logika untuk
berkembang.
Logika dalam ilmu komputer dalam ilmu komputer digunakan sebagai
dasar dalam belajar bahasa pemrograman, struktur data, kecerdasan
buatan, teknik/sistem digital, basis data, teori komputasi, rekayasa
perangkat lunak, sistem pakar, jaringan syaraf tiruan, dan
lain-lainnya yang mempergunakan logika secara intensif. Salah satu
contoh yang populer adlah sistem digital, yaitu bidang ilmu yang
didasari oleh logika untuk membuat gerbang logika (logic gates)
dan arsitektur komputer sebagai inti mikroprosesor, otak komputer
atau central processing unit.
Logika matematika (mathematical logic) adalah cabang ilmu di
bidang matematika yang memperdalam masalah logika, atau lebih
tepatnya memperjelas logika dengan kaidah-kaidah matematika.
Logika matematika sendiri juga terus berkembang, mulai dari logika
proposional, logika predikat, pemrograman logika, dan sebaganya.
Perkembangan terakhir ilmu logika adalah logika fuzzy, atau di
Indonesia disebut logika kabur atau logika samar. Implementasi logika
fuzzy dapat ditemui pada pengatur suhu udara (AC), mesin pencuci,
kulkas, lainnya.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan mengenai
peran penting logika dalam ilmu komputer.
Jika seseorang ingin mempelajari ilmu
komputer, maka ia tidak bisa terlepas dari masalah logika.
Oleh karena itu, logika matematika
dipelajari secara formal di perguruan tinggi, khususnya dalam ilmu
komputer sebagai matakuliah wajib
selama 1 semester. Di indonesia sendiri ilmu komputer lebih populer
dengan nama Teknik Informatika
atau Teknologi Informasi
BAB II
- Kalimat Pernyataan
Pengertian
logika matematika termasuk logika modern dan logika tradisional
dengan
pentingnya belajar logika secara panjang lebar disajikan dalam buku
materi
pokok
(modul) mata kuliah Pengantar Dasar Matematika. Khusus dalam
sajian
sekarang
kita akan mengawalinya dengan salah satu konsep dasar logika
matematika
yang
disebut pernyataan atau proposisi (prepotitio).
- Kalimat Pernyataan
Dalam
pelajaran logika matematika kalimat pernyataan haruslah dibedakan
dengan
kalimat-kalimat biasa dalam bahasa sehari-hari. Kalimat
pernyataan atau
disingkat
dengan pernyataan tidak sama dengan kalimat biasa, sebab dalam
kalimat
biasa
sering dipilih kata-kata yang pantas, yang mudah, kiasan atau
ungkapan yang
kabur,
dan kadang-kadang dipakai kata-kata yang bermakna ganda.
Sebaliknya
dalam
pernyataan tidaklah demikian, tetapi kalimatnya haruslah lengkap,
tidak kabur
dan
jelas.
Suatu
ciri logis dalam pelajaran matematika, bahwa yang dimaksudkan
dengan
pernyataan yaitu suatu kalimat yang hanya benar saja atau salah saja,
tidak
dua-duanya
pada saat yang sama, artinya tidak sekaligus benar dan salah.
Sedangkan
kalimat
yang benar tidak, salahpun tidak adalah bukan pernyataan.
Untuk lebih
jelasnya
kita perhatikan tiga kelompok contoh berikut ini.
Contoh
(Pernyataan yang benar) :
a.
Jakarta adalah ibu kota negara Republik Indonesia
b.
Jika x = 4, maka 2x = 8
c.
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Contoh
(Pernyataan yang salah) :
a.
Udara adalah benda padat
a.
x – y = y – x; x ≠ y
c.
Setiap bilangan prima adalah ganjil
Contoh
(Bukan pernyataan) :
a.
x + 7 = 0
b.
x2
+ 2x – 15 = 0
c.
a + b > 9
Istilah-istilah
lain untuk pernyataan adalah kalimat matematika tertutup,
kalimat
tertutup, kalimat deklaratif, statement, atai proposisi. Sedangkan
istilah lain
untuk
kalimat yang bukan pernyataan adalah kalimat matematika
terbuka atau
kalimat
terbuka. Namun ada beberapa akhli logika dalam bukunya yang
membedakan
istilah pernyataan dan istilah proposisi. Hal ini berhubungan
dengan
pemakaiannya.
Istilah pernyataan (statement) digunakan untuk menyatakan,
sedangkan
istilah proposisi (proposition) digunakan untuk kalimat
tertutup. Akan
tetapi
pada umumnya para khli logika tidak membedakan pengertian pernyataan
dan
pengertian
proposisi. Dalam modul ini istilah proposisi tetap diartikan
sebagai
kalimat
tertutup, sedangkan kalimat pernyataan akan dipakai untuk
keperluan
tertentu
umumnya sama seperti buku-buku lainnya, bahwa istilah kalimat
pernyataan
tidak
dibedakan dengan pengertian proposisi.
- Pernyataan Tunggal dan Pernyataan Majemuk
Suatu
kalimat selain dapat dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan,
kalimat
itu dibedakan pula atas pernyataan tunggal (simple statement)
dan
pernyataam
majemuk (compound statement). Pernyataan tunggal atau
pernyataan
sederhana
ialah pernyataan yang tidak memuat pernyataan lain sebagai
bagiannya.
Pernyataan
majemuk itu bisa merupakan kalimat baru yang diperoleh dari
penggabungan
bermacam-macam pernyataan tunggal.
Contoh
a.
Pernyataan “19 adalah bilangan prima” dapat dilambangkan
dengan huruf “p”
saja.
b.
Pernyataan “x2=
1” dilambangkan “r”, dan sebagainya.
Dua
pernyataan tunggal atau lebih dapat kita gabungkan menjadi
sebuah
kalimat
baru yang merupakan pernyaan majemuk. Sedangkan tiap pernyataan
bagian
dari
pernyataan majemuk itu disebut kompnen-komponen pernyataan
majemuk.
Komponen-komponen
dari pernyataan majemuk itu tidak selamanya harus
pernyataan
tunggal, tetapi mungkin saja berupa pernyataan majemuk. Namun yang
perlu
untuk kita adalah bagaimana mengusahakan cara menggabungkan
pernyataan-
pernyataan
tunggal menjadi pernyataan majemuk.
Untuk
menggabungkan pernyatan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan
majemuk
dapat dipakai kata hubung atau kata perangkai yang disebut
operasi-
operasi
logika matematika. Dalam pelajaran logika ini Anda jumpai
operasi-operasi
seperti
dalam pelajaran matematika lainnya, yaitu operasi binar (binary
operation),
atau
operasi yang dikenakan pada dua pernyaan dan operasi monar
(monary
operation)
operasi pada sebuah pernyataan.
Adapun
operasi-perasi yang dapat membentuk pernyataan majemuk yang
kita
kenal adalah :
1.
Negasi atau ingkaran atau sangkalan, dengan kata penyangkalan
“tidaklah benar”.
2.
Konjungsi, dengan kata perangkai “dan”.
3.
Disjundsi dengan kata perangkai “atau”.
4.
Implikasi atau kondisional, dengan kata perangkai “jika … maka
…”.
5.
Biimplikasi atau bikondisional, dengan kata perangkai “ … jika
dan hanya jika
…”.
Operasi-operasi
ini akan Anda jumpai penjelasannya secara lebih lanjut
dalam
bagian-bagian mendatang. Sedangkan untuk lebih memahami
pernyataan-
pernyataan
mejemuk dapatlah kita perhatikan beberapa contoh berikut ini.
Contoh
a.
Bunga mawar berwarna merah dan bungan melati berwarna putih.
b.
Ani dan Ana anak kembar
c.
Cuaca cerah atau udara panas.
d.
Jika x > 0 maka x2=
x.
e.
Suatu segitiga adalah sama sisi jika dan hanya jika ketiga sudutnya
sama.
f.
Tidaklah benar bahwa 15 adalah bilangan prima.
Contoh
5. a adalah pernyataan majemuk yaitu suatu konjungsi, sebab
pernyataan
“Bunga
mawar berwarna merah dan bunga melati berwarna putih” terdiri dari
dua
pernyataan
tunggal sebagai komponen-komponennya, yaitu : “ Bunga mawar
berwarna
merah” dan “Bungan melati berwarna putih”.
Sedangkan
contoh 5. b adalah bukan pernyataan mejmuk bentuk konjungsi,
sebab
dalam contoh ini tidak memuat dua komponen meskipun menggunakan
kata
“dan”
tetapi ini adalah pernyataan tunggal yang menyatakan
hubungan. Tetapi
contoh-contoh
5. 3 sampai contoh 5. f adalah bentuk-bentuk pernyataan majemuk.
- Nilai Kebenaran Pernyataan
Seperti
Anda ketahui, bahwa suatu pernyataan hanyalah bisa benar saja atau
salah
saja. Kebenaran atau kesalahan dari suatu pernyataan disebut nilai
kebenaran
dari
pernyataan itu. Untuk pernyataan yang mempunyai nilai benar diberi
tanda B
(singkatan
dari benar) sedangkan kepada pernyataan yang bernilai salah
diberikan
nilai
kebenaran S (singkatan dari salah).
Dalam
modul ini ucapan nilai kebenaran dilambangkan dengan “”
(huruf
Yunani
tau = 300). Nilai kebenaran dari suatu pernyataan p ditulis (p)
, dan jika
pernyataan
p itu adalah benar maka (p) = B, sedangkan jika pernyataan p itu
salah
maka
(p) = S.
Contoh
a.
Jika p : “5 adalah bilangan genap”, maka (p) = S.
b.
Jika q : “5<9, maka (q) = B.
c.
Jika r : “Semua bilangan prima adalah ganjil”, maka (r) = S.
Perlu
diketahui pula bahwa ada penulis yang memberikan nilai 1 atau benar
atau
T (True) kepada pernyataan yang benar, dan memberikan nilai 0 atau
salah atau
F
(False) kepada pernyataan yang salah.
- Kalimat Terbuka
Kalimat
terbuka adalah kalimat yang memuat peubah/variabel, sehingga belum
dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah).
Contoh
:
- 2(x)+3=11
- Jika x diganti 3, diperoleh “2(3) + 3 = 11”,merupakan pernyataan salah
- Jika x diganti 4, diperoleh “2(4) + 3 = 11”, merupakan pernyataan benar.
- Negasi
Negasi
(negation) atau penyangkalan, atau ingkaran adalah operasi
yang
dikenakan hanya pada sebuah pernyataan. Operasi negasi
dilambangkan
dengan
tanda “~ “ yang disebut tilde atau curl. Untuk selanjutnya
akan
dipakai
symbol~.
Seandainya
p sebuah pernyatan tunggal, maka “~p” dibaca negasi p
atau
tidak
p, atau bukan p, adalah pernyataan majemuk. Mungkin ada yang merasa
agak
janggal
bahwa negasi merupakan suatu operasi logika matemtika, sehingga
suatu
pernyataan
bernegasi atau penyangkalan dari suatu pernyataan merupakan
suatu
pernyataan
majemuk. Namun jelaslah bahwa dalam pernyataan-pernyataan negasi
itu
pertama-tama terdapat suatu pernyataan atau proposisi yang
bersifat tunggal,
misalnya
:
Harimau
adalah binatang buas
Untuk
menjadikan suatu pernyataan negasi, diperlukan pernyataan
lain, yang
menyatakan
bahwa proposisi yang pertama tadi tidak benar, misalnya :
Itu
tidak benar
Dengan
demikian terdapatlah suatu proposisi negasi yang mejemuk :
(Itu)
tidak benar bahwa harimau adalah binatang buas.
Proposisi
negasi ini sering dibahasakan dengan menggunakan kata tidak atau
bukan.
Proposisi mejemuk di atas juga bisa dinyatakan sebagai berikut :
Harimau
adalah bukan binatang buas
Atau
:
Tidak
benar bahwa harimau binatang buas
Untuk
lebih memahaminya coba Anda perhatikan beberapa contoh berikut ini.
Contoh
a.
Jika p : 3 + 4 = 7
maka
~p : Tidaklah benar 3 + 4 = 7
atau
: 3 + 4 7
b.
Jika q : Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil
maka
~q : Tidaklah benar semua bilangan prima adalah bilangan ganjil
atau
: Beberapa bilangan prima bukan bilangan ganjil
Kalau
Anda perhatikan, ternyata bahwa negasi dari sebuah pernyataan
yang
benar
adalah salah, dan negasi dari pernyataan yang salah adalah benar.
Jadi,
(p)
= B maka (~p) = S, dan jika (q) = S maka (~q) = B.
Secara umum
berlaku
:
Definisi
: Sebuah pernyataan dan penyangkalannya mempunyai nilai
kebenaran
yang
berlawanan
Definisi
ini dapat ditulis dalam bentuk tabel kebenaran seperti tabel berikut
Ini
:
NO |
p |
~ p
|
1.
2. |
B
S |
S
B |
Baris
pertama (1) merupakan singkatan dari pernyataan “Jika p benar,
maka ~p adalah salah”
- Konjungsi
Suatu
pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua
pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai dan disebut konjungsi
(conjunction).
Sedangkan pernyataan-pernyataan tunggal yang digabungkannya
disebut
konjung-konjung (komponen-komponen).
Dalam
logika matematika, operasi konjungsi yaitu kata dan yang berfungsi
sebagai
penghubung dua pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk
dinotasikan
dengan tanda “ ^ “ atau “ . “ (dot), tetapi tepapi dalam
modul ini yang
akan
dipakai adalah notasi “ ^ “.
Contoh
a.
Jika p : 7 – 2 = 5
dan
q : 5 adalah bilangan prima
maka
p ^ q : 7 – 2 = 5 dan 5 adalah bilangan prima.
b.
Jika p : Bandung Ibu kota Jawa barat
dan
q : 3 + 7 = 10
maka
p ^ q : Bandung Ibu Kota Jawa Barat dan 3 + 7 = 10.
Dalam
membentuk pernyataan majemuk tidaklah diharuskan bahwa
pernyataan-pernyataan
tunggal yang digabungkan satu sama lainnya mempunyai
suatu
arti. Seperti halnya contoh 9. b di atas, antara pernyataan
tunggal yang satu
dengan
pernyataan tunggal yang satunya lagi tidak mempunyai kaitan arti
apa-apa.
Hal
ini berlaku pula untuk kalimat-kalimat majemuk lain yang
dibentuk oleh
operasi-operasi
logika yang lainnya.
Suatu
pernyataan mejemuk sama seperti pernyataan tunggal adakalanya
mempunyai
nilai kebenaran benar atau salah, tidak dua-duanya pada saat yang
sama.
Nilai
kebenaran suatu pernyataan majemuk tergantung pada nilai
kebenaran
konjung-konjungnya,
yaitu nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan asalnya.
Contoh
Untuk
lebih jelasnya coba Anda perhatikan satu contoh berikut ini :
Jika
p : Ati adalah seorang wanita yang cantik.
dan
q : Ati adalah seorang wanita yang pandai
maka
p ^ q : Ati adalah anak yang cantik dan pandai.
Sekarang
akan dicari nilai kebenaran pernyataan-pernyataan majemuk p ^ q,
jika
nilai kebenaran dari komponen-komponennya yaitu p dan q diketahui.
Dalam
hal ini, jelas bahwa jika p ^ q benar, maka p, q
dua-duanya benar.
Demikian
pula, jika p dan q masing-masing merupakan pernyataan yang
benar,
maka
dengan sendirinya p ^ q benar pula.
Sebaliknya,
jika p dan q dua-duanya salah, maka p ^ q pasti salah. Demikian
pula,
jika salah satu dari p atau q salah, maka p ^ q juga salah. Secara
umum berlaku
definisi
berikut.
Definisi
: Sebuah konjungsi benar jika komponen-komponennya benar, tetapi
salah
jika
salah satu komponennya salah atau kedua-duanya salah.
Dalam
bentuk tabel kebenaran definisi tersebut dapat Anda lihat
seperti
berikut
:
No
|
p
|
q
|
p
^ q
|
1.
2.
3.
4.
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
S
|
Baris
pertama (1) merupakan singkatan dari pernyataan : Jika p benar dan q
benar, maka p dan q adalah benar.
Perlu
Anda perhatikan, bahwa dalam menyusun suatu tabel kebenaran,
segala
kemungkinan dari nilai kebenaran komponen-komponennya haruslah
disusun
secara
sistematis di bawah tiap komponen itu, yang selanjutnya digabungkan
dengan
operasi
yang telah ditentukan.
- Disjungsi
Seandainya
dua buah pernyataan tunggal digabungkan dengan kata-kata “
atau
“, maka pernyataan majemuk yang diperoleh disebut “disjungsi”
(disjunction
atau
alternation), dan masing-masing dari kedua pernyataan tunggal
itu disebut
“disjung-disjung
(alternative).
Pengertian
disjungsi yaitu yang berkaitan dengan kata “atau“
mempunyai
dua
arti yang berbeda. Pertama “atau yang inclusive“ yang disebut
juga “atau yang
lemah”
atau “atau mencakup” yang dalam bahasa Latin ditunjukkan dengan
kata “
vel
“, yaitu kata “atau yang diartikan “dan atau” maksudnya
menyatakan salah satu
atau
kedua-duanya. Dalam pengertian yang pertama ini kata “atau”
dinotasikan
dengan
tanda “ v “ yang merupakan hurufpertama dari kata vel .
dan simbol ini
disebut
“wedge” atau “vel “. Untuk lebih jelasnya dari atau
inklusif ini kita tinjau
sebuah
contoh berikut :
“Ia
sedang bercerita atau ia sedang memberikan pelajaran”.
Kata
“atau” di sini dapat membenarkan kedua bagian pernyataan itu,
artinya
mencakup
bagian-bagiannya. Sebab orang bisa bercerita sambil memberi
pelajaran.
Pengertian
yang kedua, yaitu kata “atau yang exclusive” yang disebut
juga
“atau
yang kuat” atau “atau memisah”. Dalam kata Latinnya
disebut “out”, yaitu
kata
“atau” yang menyatakan salah satu tetapi tidak
kedua-duanya, dan ditulis
dengan
simbol “ v ”. Sebagai contoh disjungsi eksklusif ini
adalah pernyataan
majemuk
berikut :
“Saya
yang pergi atau Anda yang pergi”
Kata
atau dalam contoh ini berfungsi sebagai penghubung yang memisahkan
pernyataan
yang satu dari yang lain, yaitu memisahkan “saya yang pergi” atau
“Anda
yang pergi”. Dalam pernyataan ini tidak mungkin “saya dan Anda
yang
pergi”
tetapi harus salah satu “saya atau Anda yang pergi”.
Jadi
sebuah disjungsi yang menggunakan “atau inklusif” menyatakan
bahwa
paling
sedikit satu komponen benar. Sedangkan disjungsi yang menggunakan
“atau
eksklusif”
menyatakan bahwa paling sedikit satu komponennya benar tetapi
tidak
dua-duanya.
Secara umum dapat dinyatakan seperti berikut.
Definisi
: Sebuah disjungsi inklusif bernilai benar, jika paling
sedikit satu
komponennya
benar, dan sebuah disjungsi ekslusif bernilai benar, jika paling
sedikit
satu
komponennya benar tetapi tidak dua-duanya.
Tabel
kebenaran “atau inklusif” (v), dan “atau eksklusif” ( v
) adalah seperti
tabel
berikut :
p
|
q
|
P
v q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
B
B
S
|
p
|
q
|
P
v
q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
B
B
S
|
Contoh
a.
Jika p : 2 – 3 ≠ 3 – 2
dan
q : 2 + 3 = 3 + 2
maka
p v q : 2 – 3 ≠ 3 – 2 atau 2 + 3 = 3 + 2
b.
Jika r : 4 > 3
dan
s : 3 < 2
maka
r v s : 4 > 3 atau 3 < 2
dan
s v r : 3 < 2 atau 4 > 3 ;
- Implikasi
Dalam
matematika sering ditemukan pernyataan-pernyataan dalam bentuk
“jika
maka”. Pernyataa dalam bentuk “jika maka” ini diperoleh dari
penggabungan
dua
pernyataan tertentu. Misalnya dari pernyataan tunggal p dan
pernyataan tunggal
q,
dibentuk kalimat baru yang merupakan pernyatan majemuk dalam bentuk
“jika p
maka
q”. Pernyataan-pernyataan yang berbentuk demikian disebut
implikasi
(implication),
atau kondisional (conditional statement) atau
pernyataan-pernyataan
bersyarat.
Pernyataan
“Jika p maka q” dinotasikan “ p → q”. Sedangkan
kata
penghubung dengan notasi “ → “disebut operasi implikasi.
Selanjutnya
notasi implikasi yang akan dipakai dalam modul ini adalah notasi “→
”
Perhatikan
sebuah contoh pembentukan pernyataan implikasi sebagai
berikut:
Contoh
14
Jika
p : Segitiga ABC samakaki
dan
q : Segitiga ABC mempunyai dua sudut yang sama
maka
p → q : Jika semua segitiga ABC samakaki, maka segitiga ABC
mempunyai
dua
sudut yang sama.
Dalam
pernyataan implikasi, komponen kalimat yang terletak diantara “jika”
dan
“maka”, yaitu bagian kalimat yang lebih dulu yang
menjadi syarat disebut
“anteseden”
(antecedent). Sedangkan komponen pernyataan yang ditulis kemudian,
yaitu
bagian belakang yang merupakan akibatnya atau yang mengikutinya
disebut
“konsekwen”
(consequent).
Untuk
contoh di atas yang menjadi anteseden adalah kalimat p :
“Segitiga
ABC
samakaki”, dan yang menjadi konsekwen adalah kalimat q :
“Segitiga ABC mempunyai dua sudut yang sama.
Sekarang
akan diselidiki nilai kebenaran dari suatu implikasi, tetapi
sebelumnya
kita tinjau dahulu beberapa implikasi yang berbeda, sehingga kita
dapat
melihat
adanya macam-macam implikasi yang berlainan.
Untuk
lebih jelasnya tentang dalam hal manakah implikasi yang
berbeda-
beda
itu salah, kita tinjau kembali ketiga contoh di atas, dalam keadaan
berikut :
a.
Jika semua kucing suka makan tikus dan si Belang seekor kucing, maka
si Belang
tidak
suka makan tikus.
b.
Jika gambar itu benar-benar sebuah segitiga, maka gambar itu tidak
mempunyai
tiga
sisi.
c.
Jika karet itu benar-benar direndam dalam bensin, maka karet itu
tidak akan larut.
Nilai
kebenaran dari ketiga implikasi yang baru ini, adalah salah.
Jadi, suatu
implikasi
dengan anteseden benar dan konsekwen salah haruslah salah.
Karenanya
tiap implikasi “Jika p maka q” bernilai salah dalam hal konjungsi
: “p ^~q” benar. Tetapi agar implikasi “Jika p maka q”
bernilai benar, maka
konjungsi
“p ^ ~q” harus salah. Dengan kata lain, supaya suatu implikasi
“Jika p
maka
q” benar, maka ~ (p ^ ~ q) harus benar. Tabel kebenarannya
seperti berikut:
p
|
q
|
~p
|
p^~q
|
~
(p^~q)
|
p→q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
B
S
B
|
S
B
S
S
|
B
S
B
B
|
B
S
B
B
|
Atau
secara singkatnya tabel kebenarannya seperti berikut :
p
|
q
|
p→q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
B
B
|
Secara
umum berlaku :
Definisi
: Suatu pernyataan implikasi hanya salah jika antisedennya
benar dan
konsekwennya
salah, dalam kemungkinan lainnya pernyataan implikasi itu
adalah
benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar